Tofu

Menurut legenda Tiongkok, tahu sudah dibuat sejak 164 SM. Saat ini, keju susu kedelai ini tidak hanya digunakan dalam masakan Asia, tetapi juga semakin sering digunakan sebagai pengganti keju dan daging tradisional. Meskipun tahu tidak memiliki rasa khasnya sendiri, ia menyerap rasa dari produk yang dimasak bersamanya. Oleh karena itu,...

Menurut legenda Tiongkok, tahu sudah dibuat sejak 164 SM. Saat ini, keju susu kedelai ini tidak hanya digunakan dalam masakan Asia, tetapi juga semakin sering digunakan sebagai pengganti keju dan daging tradisional. Meskipun tahu tidak memiliki rasa khasnya sendiri, ia menyerap rasa dari produk yang dimasak bersamanya. Oleh karena itu, tahu dapat ditambahkan ke hidangan kering maupun makanan penutup manis.


Bagaimana cara membuat keju Asia?

Keju tahu, juga dikenal sebagai "Dofu" atau "Doufu", dibuat dari susu nabati yang berasal dari kedelai yang digiling dan dimasak. Produk ini menjalani proses penggumpalan, yang melibatkan penambahan bahan khusus yang memisahkan gumpalan keju dari cairannya. Kalsium sulfat sering memainkan peran ini, sehingga tahu dapat memiliki kandungan mineral ini yang tinggi dalam komposisinya. Produk ini paling sering dikonsumsi di Tiongkok, Jepang, Vietnam, Korea, dan Thailand, karena berasal dari wilayah tersebut. Oleh karena itu, tahu juga sering disebut sebagai keju Asia.

Sifat-sifat Tofu

Selain kalsium yang telah disebutkan, keju tahu dianggap sebagai sumber protein yang kaya. Dan itulah yang menjelaskan mengapa keju ini terutama dominan dalam masakan Tiongkok, yang bebas susu dan berbasis nasi rendah protein. Selain itu, keju tahu dapat memberikan tubuh lemak tak jenuh nabati serta sebagian vitamin (terutama E dan B) dan mineral, seperti fosfor, kalium, atau natrium. Tahu dianggap sebagai sumber isoflavon.

Namun, sulit untuk menentukan kandungan nutrisi tertentu dalam produk ini karena tersedia dalam banyak varietas. Selain Tahu alami, penawaran juga mencakup keju cottage kedelai yang diasapi dan diasinkan dengan tambahan berbagai herbal atau bahan lain, misalnya bawang putih. Selain itu, ada juga yang disebut Tahu sutra, yang memiliki tekstur lembut seperti sutra dan dengan berani dapat digunakan untuk membuat krim dan kue.

Popularitas besar keju Tahu juga terkait dengan kandungan kalorinya yang rendah, sekitar 80-150 kcal per 100 g, sehingga dapat digunakan oleh orang yang perlu mengontrol berat badan mereka atau yang karena masalah jantung tidak dapat mengonsumsi jumlah besar lemak jenuh. Selain itu, produk ini dianggap memiliki sifat yang sedikit mengalkalikan, sehingga diyakini tidak menyebabkan keasaman berlebih dalam tubuh. Apakah Tahu sehat? Popularitas kedelai yang menurun belakangan ini mungkin mempertanyakan manfaat Tahu. Tentu saja ada beberapa kontraindikasi untuk konsumsi, yang terutama terkait dengan isoflavon yang disebutkan di atas. Bagi beberapa orang, terutama mereka yang memiliki masalah tiroid atau alergi, isoflavon dapat menjadi bahan yang berpotensi berbahaya. Selain itu, Tahu harus dimasukkan dalam diet pria dalam jumlah sedang karena adanya fitoestrogen. Namun, ini terutama berlaku dalam situasi di mana produk berbasis bahan ini dikonsumsi dalam dosis berlebihan atau sangat diproses. Solusi optimal adalah mengonsumsi sekitar dua porsi per hari serta membeli kedelai dari sumber organik yang terpercaya. Oleh karena itu, layak untuk berinvestasi sedikit lebih mahal pada Tahu, tetapi pastikan bahwa itu berasal dari tanaman non-transgenik. Alternatif untuk vegetarian dan vegan Karena kandungan protein yang mudah dicerna yang tinggi, Tahu digunakan sebagai pengganti daging. Oleh karena itu, ini adalah bagian populer dari diet orang yang memilih pola makan vegetarian atau vegan. Produk ini digunakan dalam bentuk sandwich wrap, potongan goreng, tambahan salad, pengganti telur, dasar untuk berbagai kue, pencuci mulut, dan banyak lagi. Bagi semua vegan dan vegetarian, fakta bahwa harga Tahu (termasuk yang organik) semakin terjangkau tentu sangat membantu.

Produk yang baru dilihat